Createdby Mufti Menk. #032 ----- bilhaqqi liyahkuma bainan naasi feemakh talafoo feeh; wa makh talafa feehi 'illallazeena ootoohu mim ba'di maa jaaa'athumul baiyinaatu baghyam bainahum fahadal laahul lazeena aamanoo limakh talafoo feehi minal haqqi bi iznih; wallaahu yahdee mai yashaaa'u ilaa Siraatim Mustaqeem Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa
Amhasibtum an tadkhulul jannata wa lammā yā-tikum masalul lazᴉᴉna khalaw min qablikum massathumul bāsã’u waddarrãa’u wa zulzilū hattā yaqūlar Rasūlu wallazᴉᴉna āmanū ma’ahū matā nasrul lāh; alã inna nasral lāhi qarᴉᴉb: 215:
Amhasibtum an tadkhulul Jannnata wa lammaa ya'lamil laahul lazeena jaahadoo minkum wa ya'lamas saabireen; Kulu nafsin zaaa'iqatul mawt; wa innamaa tuwaffawna ujoorakum Yawmal Qiyaamati faman zuhziha 'anin Naari wa udkhilal Jannata faqad faaz; wa mal hayaatud dunyaaa illaa mataa'ul ghuroor;
Amhasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul lazeena khalaw min qablikum massathumul baasaaa'u waddarraaaa'u wa zulziloo hattaa yaqoolar Rasoolu wallazeena aamanoo ma'ahoo mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahiqareeb 215. Yas'aloonaka maazaa yunfiqoona qul maaa anfaqtum min khairin falil waalidaini wal
Waqulna_ ya_ a_damus kun anta wa zaujukal jannata wa kula_ minha_ ragadan haisu syi'tuma_, wa la_ taqraba_ ha_zihisy syajarata fa taku_na minaz za_limin(a). Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lamma_ ya'lamilla_hul lazina ja_hadu_ minkum wa ya'lamas saa_birin(a). 143. Wa laqad kuntum tamannaunal mauta min qabli an talqauh(u), faqad ra
Inilah3 Level Ujian dalam Kehidupan, Jika Mampu Melewati Ujian yang Ketiga Selamat Anda Luar Biasa!
yZhg. Tafsir Al-Qur’an Surah Ali Imraan Keluarga Imraan Surah Madaniyyah; surah ke 3 200 ayat “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karenaitu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan para Rasul. QS. 3137 Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. QS. 3138 Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu pada perang Uhud mendapat luka, maka sesungguhnya kaum kafir itupun pada perang Badar mendapat luka yang serupa. Dan masa kejayaan dan kehancuran itu, Kami pergilirkan di antara manusia agar mereka mendapat pelajaran; dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya gugur sebagai syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim, QS. 3140 dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman dari dosa mereka dan membinasakan orang-orang yang kafir. QS. 3141 Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. QS. 3142 Sesungguhnya kamu mengharapkan mati syahid sebelum kamu mengbadapinya; sekarang sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.” QS. 3143 Ketika orang-orang yang beriman mendapatkan musibah pada perang Uhud. Di mana ada 70 tujuh puluh orang yang terbunuh, Allah memberitahukan kepada mereka seraya berfirman, “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah.” Maksudnya, yang demikian itu juga berlaku pada umat-umat sebelum kalian, yaitu pengikut para Nabi. Setelah itu, kesudahan yang baik adalah untuk kalian dan kesudahan yang buruk menimpa kepada orang-orang kafir. Oleh sebab itu Allah berfirman, fasiiruu fil ardli fandhuruu kaifa kaana aaqibatul mukadzdzibiin “Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan [para Rasul]. ” Kemudian Allah berfirman, Haadzaa bayaanul linnaasi “Ini adalah penjelasan bagi seluruh manusia.” Yakni al-Qur’an yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai berbagai hal yang sangat jelas, serta bagaimana keadaan umat-umat terdahulu dan juga musuh-musuh mereka. Wa Hudaw wa mau’idhatun “Dan petunjuk serta pelajaran.” Yakni, di dalam al-Qur’an itu terdapat berita tentang orang-orang sebelum kalian dan petunjuk bagi hati kalian sekaligus pelajaran, yaitu pencegahan terhadap hal-hal yang diharamkan dan perbuatan dosa. Kemudian Allah menghibur kaum muslimin dengan berfirman, wa laa taHinuu “Janganlah kamu bersikap lemah.” Artinya, janganlah kalian melemah akibat peristiwa yang telah terjadi itu.” Wa laa tahzanuu wa antumul a’launa in kuntum mu’miniin “Dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi [derajatnya], jika kamu orang-orang yang beriman.” Maksudnya, bahwa kesudahan yang baik dan pertolongan hanya bagi kalian, wahai orang-orang yang beriman. Firman-Nya iy yamsaskum qarhun faqad massal qauma qarhum mitsluHu “Jika kamu [pada perang Uhud] mendapat luka, maka sesungguhnya kaum [kafr] itupun [pada perang Badar] mendapat luka yang serupa.” Artinya, jika kalian menderita luka dan beberapa orang di antara kalian gugur, maka luka dan kematian itu juga telah menimpa musuh-musuh kalian, yaitu tidak berapa lama sebelumnya. Wa tilkal ayyaamu nudaawiluHaa bainan naasi “Dan masa [kejayaan dan kehancuran] itu,Kami pergilirkan di’antara manusia [agar mereka mendapat pelajaran].” Maksud-Nya, suatu saat Kami pergilirkan kemenangan itu bagi musuh-musuh kalian, meskipun kesudahan yang baik tetap berada pada kalian. Karena dalam hal tersebut terdapat hikmah. Oleh karena itu, Allah berfirman wa liya’lamal ladziina aamanuu “Dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman [dengan orang-orang kafr].” Ibnu Abbas berkata “Dalam kasus seperti ini kita akan menemukanorang-orang yang sabar dalam melawan musuh.” Wa yattakhidza minkum syuHadaa-a “Dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya [gugur sebagai] syuhada.’” Yaitu, mereka yang terbunuh di jalan Allah dan mereka telah menumpahkan darah mereka untuk mencari keridhaan-Nya. wallaaHu laa yuhibbudh dhaalimiina wa liyumah-hishal ladziina aamanuu “Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim. Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman [dari dosa mereka].” Artinya, dosa-dosa mereka akan dihapuskan, jika mereka telah berbuat dosa, dan jika tidak maka akan ditinggikan derajat mereka sesuai dengan apa yang telah menimpa mereka. Dan firman-Nya, wa yamhaqal kaafiriin “Dan membinasakan orang-orang yang kafir.” Artinya, jika orang-orang kafir itu menang, maka mereka melewati batas dan sombong. Sehingga kedua hal itu menyebabkan mereka hancur binasa. Setelah itu Allah berfirman am hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa ya’lamillaaHul ladziina jaaHaduu minkum wa ya’lamash shaabiriin “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.” Maksudnya, apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk Surga, padahal kalian belum diuji dengan peperangan dan berbagai penderitaan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah yang artinya “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelummu. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan.” QS. Al-Baqarah 214 Oleh karena itu, di sini Allah berfirman am hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa ya’lamillaaHul ladziina jaaHaduu minkum wa ya’lamash shaabiriin “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.” Artinya, kalian tidak akan masuk Surga sehingga kalian diuji dan nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dan orang-orang yang sabar dalam melawan musuh. Firman-Nya, wa laqad kuntum tamannaunal mauta min qabli an talqauHu faqad ra-aitumuuHu wa antum tandhuruun “Sesungguhnya kamu mengharapkan mati [syahid] sebelum kamu menghadapinya. [Sekarang] sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.” Maksudnya, kalian wahai orang-orang yang beriman, sebelum hari ini telah berharap dapat berhadapan dengan musuh serta berkeinginan untuk mengalahkan dan memerangi mereka. Kini telah sampai pada kalian apa yang kalian harap-harapkan. Karenanya, perangilah musuh-musuh kalian dan bersabarlah. Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim telah diriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda “Janganlah kalian berharap bertemu dengan musuh. Mohonlah keselamatan kepada Allah. Tetapi jika kalian bertemu dengan mereka, maka bersabarlah dan ketahuilah bahwa Surga itu berada di bawah naungan pedang.” Oleh karena itu, Allah berfirman faqad ra-aitumuuHu “[Sekarang] sungguh kamu telah melihatnya.” Yaitu, kematian yang kalian saksikan pada saat tajamnya mata pedang, tombak-tombak yang berbaur dan barisan pasukan yang saling bertempur. Kalangan mutakallimun ahli kalam mengibaratkan ini dengan pembayangan, yaitu penyaksian sesuatu yang abstrak seperti yang kongkrit, sebagaimana terbayangkannya biri-biri dapat bersahabat dengan kambing dan bermusuhan dengan serigala. & Tag137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, Al-qur'an, ali-'imraan, ali-'imran, ayat, ibnu katsir, surah, surat, tafsir
اَمۡ حَسِبۡتُمۡ اَنۡ تَدۡخُلُوا الۡجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَاۡتِكُمۡ مَّثَلُ الَّذِيۡنَ خَلَوۡا مِنۡ قَبۡلِكُمۡؕ مَسَّتۡهُمُ الۡبَاۡسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُوۡا حَتّٰى يَقُوۡلَ الرَّسُوۡلُ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَهٗ مَتٰى نَصۡرُ اللّٰهِؕ اَلَاۤ اِنَّ نَصۡرَ اللّٰهِ قَرِيۡبٌ Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul laziina khalaw min qablikum massathumul baasaaa'u waddarraaaa'u wa zulziluu hattaa yaquular Rasuulu wallaziina aamanuu ma'ahuu mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahiqariib Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Juz ke-2 Tafsir Ketika orang-orang mukmin di Madinah menderita kemiskinan karena meninggalkan harta benda mereka di Mekah dan juga akibat peperangan yang terjadi, Allah bertanya untuk menguji mereka. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan dan penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Ayat ini memotivasi orang-orang beriman yang sedang menghadapi bermacam kesulitan dan menumbuhkan keyakinan bahwa tidak lama lagi akan datang pertolongan Allah yang membawa mereka menuju kemenangan. Ada beberapa pendapat mengenai sebab turunnya ayat ini. Pertama, pendapat dari Qatadah, as-Suddi, dan kebanyakan ahli tafsir yang mengatakan bahwa ayat ini turun pada waktu perang Khandak ketika kaum Muslimin mengalami bermacam-macam kesulitan dan tekanan perasaan, sehingga mereka merasa gentar dan ketakutan. Kedua, pendapat lain yang mengatakan bahwa ayat ini turun pada waktu perang Uhud, ketika kaum Muslimin dipukul mundur oleh pasukan musuh. Dalam peperangan itu, Sayyidina Hamzah tewas dianiaya, dan Nabi pun menderita luka. Ketiga, pendapat golongan lain, bahwa ayat ini turun untuk menghibur hati kaum Muhajirin ketika mereka meninggalkan kampung halamannya, dan harta kekayaannya dikuasai oleh kaum musyrikin, dan kaum Yahudi memperlihatkan permusuhan kepada Rasulullah saw secara terang-terangan dan kesulitan-kesulitan lain yang dialaminya di Medinah. Ayat ini secara tidak langsung, memperkuat ayat-ayat sebelumnya, yaitu agar kaum Muslimin selalu tabah dan sabar dalam perjuangan. Allah swt berfirman Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, al-Baqarah/2 155 dan firman-Nya Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji? al-'Ankabut/29 2 Makin berat dan makin tinggi cita-cita yang akan dicapai, makin besar pula rintangan dan cobaan yang akan dialami. Untuk mencapai keridaan Allah dan memperoleh surga, bukan suatu hal yang mudah dan gampang, tetapi harus melalui perjuangan yang gigih yang penuh rintangan dan cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, nabinya dibunuh, pengikutnya disiksa sampai ada di antara mereka digergaji kepalanya dalam keadaan hidup atau dibakar hidup-hidup. Oleh karena cobaan dan penderitaan yang dialaminya dirasakan lama, sekalipun mereka yakin bahwa bagaimanapun juga pertolongan Allah akan datang, maka rasul mereka dan pengikut-pengikutnya merasa gelisah lalu berkata, "Bilakah datang pertolongan Allah," pertanyaan itu dijawab oleh Allah, "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." Pada saatnya nanti mereka akan menang dan mengalahkan musuh, penganiaya dan orang-orang zalim. sumber Keterangan mengenai QS. Al-BaqarahSurat Al Baqarah yang 286 ayat itu turun di Madinah yang sebahagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Hajji wadaa' hajji Nabi Muhammad yang terakhir. Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang di antara surat-surat Al Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpancang ayat 282. Surat ini dinamai Al Baqarah karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil ayat 67 sampai dengan 74, dimana dijelaskan watak orang Yahudi pada umumnya. Dinamai Fusthaatul-Quran puncak Al Quran karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Dinamai juga surat alif-laam-miim karena surat ini dimulai dengan Alif-laam-miim.
Tafsir Ibni Katsir Surat Al-Baqarah Surat Madaniyyah; Inskripsi Ke-2 286 ayat “Apakah kamu mengira bahwa sira akan masuk surga, padahal belum menclok kepadamu cobaan begitu juga halnya anak adam-insan terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa maka itu malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-keberagaman cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang percaya bersamanya Bilakah datangnya pertolongan Allah.’ Ingatlah, sememangnya pertolongan Allah itu amat akrab. QS. Al-Baqarah 214 Halikuljabbar swt. berkata am hasibtum an tadkhulul jannata “Apakah dia mengasa bahwa kamu akan ikut surga.” Sebelum anda diuji dan dicoba, sebagaimana yang Allah Ta’ala timpakan kepada sosok-manusia nan sebelum kamu. Oleh karena itu, Dia pula berfirman wa lammaa ya’tikum matsalul ladziina khalau min qablikum massatHumul ba’saa-u wadl-dlarraa-u “Padahal belum datang kepadamu [cobaan] sama dengan halnya orang-anak adam terdepan sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan siksaan.” Yaitu berupa majemuk tipe problem, petaka, dan cobaan.” Ibnu Mas’ud, Anak laki-laki Abbas, Abu al-Aliyah, Mujahid, Sa’id bin Jabir, Murrah al-Hamdani, Hasan al-Bashri, Qatadah, adh-Dhahhak, Rabi’ bin Anas, as-Suddi, dan Mugatil bin Hayyan mengatakan, al-ba’saa berfaedah kemiskinan, adh-dharra’ berarti ki aib, wa zulzilu berjasa dibuat terguncang jiwa mereka dengan goncangan nan keras berpunca lawan, dan mereka diuji dengan beragam cobaan yang sangat berat. Seperti dijelaskan privat hadits shahih, berpangkal Khabab bin al-Arat, ia menceritakan, kami tanyakan “Ya Rasulullah, cak kenapa engkau tidak memohon pertolongan untuk kami, dan cak kenapa kamu enggak mendo’akan kami?” Maka ia kembali berujar, “Sesungguhnya manusia-bani adam sebelum kalian, ada di antara mereka yang digergaji puas tengah-tengah kepalanya hingga terbelah sebatas kedua kakinya, hanya situasi itu tidak memalingkan dirinya dari agama nan dipeluknya. Ada pun yang tubuhnya disisir dengan susur besi hingga terpisah antara daging dan tulangnya, hanya hal itu tidak menjadikannya berpaling semenjak agamanya.” Selanjutnya beliau berkata, “Demi Tuhan, Allah benar-etis akan memenuhi perkara agama ini sehingga koteng yang berkendaraan dari Shana menuju ke Hadhramaut tidak merasa meleleh kecuali kepada Allah, dan hanya mengkhawatirkan serigala atas kambingnya. Belaka kalian adalah kaum yang bergopoh-gopoh.” Allah berfirman nan artinya “Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan Kami telah percaya, semenjana mereka bukan diuji pula? Dan sesungguhnya Kami telah menguji insan-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mencerna insan-orang yang benar dan sesungguhnya Anda mengetahui orang-orang yang kebohongan”. QS. Al-Ankabuut 1-3 Sebagian besar berpunca cobaan tersebut telah menimpa para Sahabat puas situasi perang Ahzab, sebagaimana firman Allah nan artinya “Yakni ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak konsisten lagi rukyah mu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan anda menduga terhadap Allah dengan bermacam ragam prasangka. Di situlah diuji orang-hamba allah mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat. Dan ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang nan berpenyakit dalam hatinya berbicara Halikuljabbar dan Rasul-Nya lain prospektif kepada kami melainkan tipu daya.’” QS. Al-Ahzaab 10-12 Ketika Heraclius bertanya kepada Bubuk Sufyan “Apakah kalian memeranginya?” “Ya”, Jawab Abu Sufyan. “Bagaimana pertarungan yang terjadi di antara kalian?” soal Heraclius. Abu Sufyan menjawab “Berselang -selang, sewaktu-waktu kami yang ulung, dan terkadang dia nan memenangkannya.” Makin lanjut Heraclius mengatakan “Demikian juga para Rasul diuji, sementara itu keberhasilan bungsu merupakan untuk mereka.” Dan firman Allah Ta’ala matsalul ladziina khalau min qablikum “Seperti halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu.” Yakni, sudah menjadi ketetapan bagi mereka. Sebagaimana firman Almalik yang artinya “Maka Kami mutakadim lenyapkan orang-orang yang lebih besar kekuatannya tinimbang mereka itu kaum Musyrikin Makkah dan mutakadim terdahulu tersebut n domestik al-Qur an perumpamaan umat-umat masa lalu.” QS. Az-Zukhruf 8 Firman-Nya lebih lanjut wa zulziluu hattaa yaquular rasuulu wal ladziina aamanuu ma’aHu mataa nashrullaaHi “Dan mereka digoncangkan [dengan bermacam rupa macam cobaan] sehingga berkatalah rasul dan orang-insan yang beriman bersamanya, Bilakah datangnya uluran tangan Allah?’” Artinya, mereka memohon hendaknya diberikan keberuntungan atas antiwirawan-kebalikan mereka dan berdo’a hendaknya didekatkan dengan kemenangan serta dikeluarkan dari kesulitan dan kesusahan. Maka Allah swt. pun berfirman alaa inna nashrallaaHi qariib “Ingatlah sesungguhnya sambung tangan Halikuljabbar itu sangat dekat.” Sebagaimana Kamu berfirman fa inna ma’al usri yusran inna ma’al usri yusran “Karena sememangnya sesudah kesulitan itu cak semau kemudahan. Sesungguhnya sehabis kesulitan itu ada kemudahan.” QS. Alam Nasyrah 5-6 Dan seperti mana difirmankan bahwa kesulitan itu diturunkan bersama bantuan. Oleh karena itu Dia berucap alaa inna nashrallaaHi qariib “Ingatlah senyatanya uluran tangan Sang pencipta itu dulu dekat.” & Tag214, al-baqarah, Al-qur’an, albaqarah, ayat, ibnu katsir, surah, surat, ta fsir ibnu katsir, kata keterangan, tafsir alquran
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID OmsEzjKZsi-hU_BH45WJ9qb0H3bezk8AsDafa5knsNseQ8i4GFs5wg==
JAKARTA - Setiap manusia pasti pernah mendapatkan cobaan hidup. Ada yang sukses melalui cobaan itu, ada pula yang justru makin menjauh dari Allah SWT. Sesungguhnya cobaan adalah cara Allah untuk mengetahui maqam tingkat keimanan manusia. Dan dengan cobaan itu, menjadikan manusia siap memasuki surga sebagaimana yang disampaikan Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 214 berbunyi “Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lamma ya’tikum matsalulladzina khalau min qablikum massathumul-ba’sa-u waddhara-u wa zulzilu hatta yaqulurasulu walladzina amanu ma-ahu mata nashrullahi, ala inna nashralllahi qaribun.” Yang artinya “Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga? Padahal belum datang padamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa kesulitan dan kesempitan, serta diguncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” Cobaan memang tidaklah menyenangkan. Cobaan pun datang dalam bentuk yang berbeda-beda, bisa dalam bentuk harta, fisik, kemiskinan, anak, pasangan hidup, bahkan hingga relasi kerja dan bisnis. Hanya saja, cobaan yang diberikan Allah SWT kepada hambanya sebenarnya adalah bentuk kecintaan Allah. Bukankah dengan diturunkannya cobaan, manusia dapat teruji keimanannya? Kala menurunkan cobaan, sesungguhnya Allah tengah mencintai hamba-Nya. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT pernah berfirman yang artinya “Jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku turunkan ujian kesulitan dan kesempitan kepadanya. Hal itu agar ia memohon kepadaKu agar ujian dapat diangkat darinya melalui doa-doa yang dipanjatkan.” Hal yang harus diingat, setiap ujian atau cobaan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya selalu diselipkan solusi. Solusi tersebut umumnya disesuaikan dengan kadar tingkatan manusia itu sendiri. Hal ini ditegaskan Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 286. “La yukallifullaha nafsan illa wus-aha.” Yang artinya “Allah tidak membebani seseorang menurunkan ujian, kecuali sesuai dengan kesanggupannya.”
am hasibtum an tadkhulul jannata